
Definisi pertanian dan contoh pertanian manfaat pertanian sektor di indonesia
Definisi pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi empat komponen yang tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut meliputi: (1) proses produksi, (2) petani atau pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha, dan (4) usaha pertanian.
Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan. Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Negara Indonesia merupakan negara yang sejak dahulu dikenal sebagai negara agraris. Negara agraris merupakan negara yang bertumpu pada sektor pertanian. Hal itu dikarenakan, hasil pertanian dan perkebunan dikenal sangat melimpah di negara ini hingga bisa diekspor ke beberapa negara. Sehingga hal itu bisa meningkatkan ekspor dan pendapatan ekonomi negara Indonesia dan menjadi penopang hidup masyarakat Indonesia khususnya para petani. Karena Indonesia menjadi negara agraris dan unggul di sektor pertaniannya maka banyak daerah – daerah di Indonesia sebagai lumbung padi dan berasnya bagi Indonesia.Dalam kurun waktu 2013 – 2018, PDB sektor pertanian secara konsisten menunjukkan tren positif Berdasarkan harga konstan 2010 (BPS), pada tahun 2013 PDB Sektor Pertanian sebesar Rp 847,8 Triliun, dan terus meningkat masing-masing menjadi Rp 880,4 Triliun pada 2014 dan Rp 906,8 Triliun pada 2015. Dari sisi nilai, ekspor juga meningkat pesat. Nilai ekspor tahun 2018 mencapai Rp 499,3 triliun, atau meningkat 29,7 persen dibandingkan tahun 2015. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Boga memaparkan neraca perdagangan hasil pertanian Indonesia pada 2018 mengalami surplus senilai $10 miliar atau setara Rp139,6 triliun. Nilai ekspor sebesar $29 miliar, sedangkan nilai impor hanya $19 miliar.
Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-Negara Berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki posisi yang penting sekali. Hal ini antara lain disebabkan beberapa faktor Pertama, sektor pertanian merupakan sumber persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh suatu Negara. Kedua tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara berkembang yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan tersebut terus
meningkat. Ketiga, sektor pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor industri. Faktor-faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan bahan mentah. Keempat, sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-hubungan pasar yang penting berdampak pada proses pembangunan. Sektor ini dapat pula menciptakan keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat dapat memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan. Kelima, sektor ini merupakan sumber pemasukan yang diperlukan untuk pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari sebagian besar penduduk negara-negara berkembang yang hidup di pedesaan.
Contoh pertanian
1. Pertanian Holtikultura
Pengertian Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus, yang berarti tanaman kebun dan cultura/colere, berarti budidaya, sehingga dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.
Hortikultura merupakan cabang dari ilmu agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman herbal (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.
Hortikultura merupakan perpaduan antara ilmu, teknologi, seni, dan ekonomi. Praktek pertanian hortikultura modern berkembang berdasarkan pengembangan ilmu yang menghasilkan teknologi untuk memproduksi dan menangani komoditas hortikultura yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi maupun kesenangan pribadi.
2. Sistem Pertanian organik
Sistem pertanian organik mulai populer di era 80-an. Dimana gerakan revolusi hijau yang digagas pemerintah pada akhir tahun 70-an mulai menunjukkan dampak negatifnya. Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dituduh sebagai pemicu kerusakan lingkungan pertanian dan kesehatan manusia. Ada banyak dasar pemikiran yang memotivasi seorang petani mempraktekkan pertanian organik. Praktek yang paling ekstrim bahkan sangat meminimalkan intervensi manusia. Petani hanya bertugas sebagai penebar benih dan pemetik hasil saja. Ada juga yang sangat longgar, masih mentoleransi penggunaan bahan-bahan kimia sintetis tertentu apabila diperlukan.
3. Hidroponik
Kata Hidroponik sendiri diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang artinya air dan ponos yang artinya daya. Sehingga ketika dua kata tersebut disatukan akan membentuk pengertian budidaya tanaman dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soiless). Teknik penanaman sistem hidroponik ini sudah mulai diteliti sejak puluhan tahun lalu, atau kurang lebih sejak tahun 1672. Hal ini dibuktikan dengan adanya buku yang menuliskan tentang teknik penanaman hidroponik, yaitu buku karya Francis Bacom.
Peranan Sektor Pertanian
- Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam hal:
- Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang kian meningkat.
- Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
- Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi pembangunan melalui eksport hasil pertanian terus-menerus.
- Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
- Memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Peran nyata sektor pertanian sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional pada masa krisis dan selama pemulihan ekonomi, maka sektor pertanian perlu diposisikan sebagai sektor andalan dan didukung secara konsisten dengan mengembangkan ekonomi yang bersifat resource based. Atas dasar tersebut, potensi perekonomian pedesaan diharapakan akan menjadi determinan dari perekonomian nasional secara keseluruhan dan dengan demikian perubahan yang terjadi pada struktur perekonomian pedesaan perlu dicermati terutama dampaknya terhadap struktur kesempatan kerja dan pendapatan di wilayah pedesaan
Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi
Para pemikir ekonomi telah lama menyadari bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian, terutama dalam tahap-tahap awal pembangunan. Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi. Sektor non-pertanian, umumnya terlalu kecil untuk melakukan peranan itu. Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskin menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Jika para perencana dengan sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di sektor pertanian itu. Cara ini bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan, tanaman perdagangan mereka dan atau dengan menaikkan harga yang mereka terima atas produk – produk yang mereka hasilkan, tentu saja tidak setiap kenaikan output akan menguntungkan sebagian besar penduduk pedesaan yang bergerak di bidang pertanian itu.
Perkembangan sektor pertanian modern
Pertanian modern adalah praktik pertanian yang menggunakan ilmu dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas proses sekaligus mengurangi input sumber daya alam seperti lahan, air, dan energi. Pertanian modern juga melibatkan penggunaan berbagai mesin, rekayasa genetik, sistem informasi, dan lainnya. Dunia pertanian kemudian mengadopsi istilah Revolusi Pertanian 4.0, dimana pertanian diharapkan melibatkan teknologi digital dalam proses pengembangannya. Revolusi industri 4.0 dalam sektor agrikultur ternyata lebih dominan terjadi di Eropa. Hal ini disebabkan oleh adanya bencana demografi, yaitu keadaan dimana jumlah penduduk yang berusia produktif lebih sedikit dibanding penduduk yang berusia non-produktif sehingga tenaga penduduk harus digantikan dengan teknologi. Salah satu perkembangan pertanian modern adalah penggunaan drone sprayer. Alat ini jauh lebih cepat dan merata dibandingkan dengan sprayer lainnya. Kekuatan yang dikerahkan juga cenderung stabil sekaligus menghemat waktu dan tenaga. Salah satu perusahaan penyedia drone adalah Fulldronesolutions yang menyediakan drone jenis Ferto 5 dan 15. Drone ini dapat membantu untuk menghemat biaya operasional hingga 25%. Drone jenis Ferto ini dapat mengangkut beban cairan hingga 5-15 kg. Dengan kemudahan dalam mengoperasikan drone yang akan dibantu oleh tim teknis handal serta service dan maintenance dalam negeri, tentu akan mempermudah untuk membantu petani meningkatkan efisiensi pertaniannya. Mau tau lebih lanjut terkait drone Ferto? Silahkan kunjungi website fulldronesolutions.
Sumber :
http://scholar.unand.ac.id/49737/2/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/41783/3/BAB%20I.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/532/05.3%20bab%203.pdf?sequence=10&isAllowed=y,%20di
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3726#:~:text=%E2%80%9CPada%202016%20dan%202017%2C%20PDB,4%20Trilun%2C%E2%80%9D%20lanjut%20Boga.
https://ketik.unpad.ac.id/posts/104/mampukah-pertanian-modern-jadi-solusi-bagi-petani-indonesia
Inno Policy
May 29, 2019Di negara-negara yang sudah maju, kemajuan pertanian diukur dengan tingginya produktivitas tenaga kerja dan semua usaha diarahkan untuk meningkatkan produktivitas itu. Sedangkan di Indonesia, prinsip yang demikian tidak selalu cocok dengan keperluan. Kalau di negara-negara maju tersebut faktor tenaga kerja sangat terbatas, di Indonesia banyak penduduk sebagai tenaga kerja pada sektor pertanian. Dalam mengatasi terbatasnya tenaga kerja, di negara-negara maju ditemukan mesin-mesin “penghemat tenaga kerja” untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan produktivitas pertanian pada umumnya. Intensitas penyerapan tenaga kerja berhubungan positif dengan produktivitas tanah pertanian. Di samping itu, untuk periode satu tahun penyerapan tenaga kerja pertanian dipengaruhi oleh pola dan intensitas tanam.
amran
August 30, 2021Pernanian modern jangan sampai terlalu fokus kepada teknologi modern tetapi ada hal lain yang akan dikorbankan misanya rekaya genetik. Rekayasa genetik terkadang menimbulkan dampak yang berbahaya. contoh lain menggunakan teknologi modern tetapi teknologi justru mematikan penghasilan petani tradisional. Inti petani modern bagaimana hasil pertanian meningkat 2 kali lipat dari biasanya.