
Pemetaan foto udara
Foto udara bisa juga disebut aerial photography yaitu pengambilan foto dari pesawat terbang atau objek terbang lainnya. Platform untuk fotografi udara termasuk pesawat fixed wing , helikopter, kendaraan udara tak berawak (UAV atau “drone”), balon, balon udara dan balon angin, roket, dan sejenisnya . Kamera yang dipasang dapat dipicu dari jarak jauh atau secara otomatis.
Proses pemetaan udara cukup sederhana berikut tahapan-tahapan nya :
- Membuat planning
Perhatian utama Anda saat menerbangkan drone adalah keselamatan. Untuk proyek pemetaan pertama Anda pilih area tanpa pohon dan struktur tinggi dan jangan terbang di atas orang. Area proyek tidak boleh terlalu besar dan terlalu kecil. 100x100m (atau 300x300ft) cukup baik untuk permulaan. Setelah Anda memilih area atau struktur yang ingin Anda petakan dan Anda harus menggunakan software seperti mission planer untuk membuat waypoint dan pastikan anda mendapatkan signal gps bagus.
- Mulai terbang
Bagian utama dari membuat peta foto udara atau aerial mapping dengan menerbangkan drone/uav anda ke ketinggian aman 50-100meter tergantung environment anda, seperti biasanya jika sudah mencapai ketinggian yang di inginkan anda tinggal meng aktifkan mode auto sehingga drone akan terbang sesuai jalur yang di tentukan sebelumnya .
- Mengolah Foto menjadi Peta
Pada titik ini maka kita mengetahui perbedaan antara pemrosesan banyak foto menjadi satu bentuk ortmosaic dengan software seperti agisoft photoscan dengan cara mudah atau arc gis . untuk menghasilkan kualitas peta yang bagus anda harus memperhatikan proses pengambilan foto udara ketika terbang jangan terbang di saat cuaca berawan dan gunakan kamera terbaik . contoh pengolahan foto udara .
Pemetaan Lidar
- Perbedaan penangkapan citra
Pertama perbedaan teretak pada jenis kamera yang digunakan dalam hal pemetaan foto udara menggunakan kamera RGB untuk mengambil foro dari udara dalam bentuk 2D pixel sedangkan LiDAR bekerja dengan cara yang mirip dengan Radar dan Sonar namun menggunakan gelombang cahaya dari laser, bukan gelombang radio atau suara. Sistem LiDAR menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan cahaya untuk menabrak objek atau permukaan dan memantulkan kembali ke pemindai. Jarak kemudian dihitung menggunakan kecepatan cahaya *. Ini dikenal sebagai pengukuran ‘VelocityPenerbangan’. Sistem LiDAR dapat menembakkan sekitar 1.000.000 pulsa per detik. Setiap pengukuran ini, atau kembali, kemudian dapat diproses menjadi visualisasi 3D yang dikenal sebagai ‘titik awan’.
- Perbedaan pengolahan data
Pemrosesan data LiDAR sangat cepat. Data mentah hanya membutuhkan beberapa menit kalibrasi (5-30 menit) untuk menghasilkan produk akhir. Dalam fotogrametri, pemrosesan data adalah bagian yang paling memakan waktu dari keseluruhan proses. Selain itu, diperlukan komputer yang kuat yang dapat menangani operasi pada gigabyte gambar. Proses ini memakan waktu rata-rata antara 5 hingga 10 kali lebih lama daripada akuisisi data di lapangan.
- Perbedaan Akurasi

Mencapai tingkat akurasi yang tinggi dengan udara LiDAR namun jauh lebih sulit karena sensor bergerak . Inilah sebabnya mengapa sensor LiDAR di udara selalu dipasangkan dengan IMU (unit gerak inersia) dan penerima GNSS, yang memberikan informasi tentang posisi, rotasi, dan gerakan dari platform pemindaian. Semua data ini digabungkan dengan cepat dan memungkinkan mencapai akurasi relatif tinggi (1-3 cm) . Mencapai akurasi mutlak yang tinggi membutuhkan penambahan 1-2 Ground Control Points (GCPs) dan beberapa titik pemeriksaan untuk keperluan verifikasi. Dalam beberapa kasus ketika diperlukan akurasi posisi GNSS tambahan, seseorang dapat menggunakan sistem penentuan posisi RTK / PPK UAV tingkat lanjut.
Fotogrametri juga memungkinkan mencapai tingkat akurasi 1-3 cm tetapi memerlukan pengalaman yang signifikan untuk memilih perangkat keras yang sesuai, parameter penerbangan dan memproses data dengan tepat. Mencapai akurasi mutlak yang tinggi membutuhkan penggunaan teknologi RTK / PPK dan GCP tambahan atau dapat didasarkan murni pada sejumlah besar GCP. Meskipun demikian, menggunakan drone FDS dengan beberapa GCP, Anda dapat dengan mudah mencapai akurasi mutlak 5-10cm untuk area survei yang lebih kecil, yang mungkin cukup baik untuk sebagian besar kasus penggunaan.