Blog jasa survey pemetaan Pemetaan

Lidar indonesia Inspeksi mengunakan drone untuk ketelitian tinggi

Lidar adalah

Dalam artikel ini akan kami bahas penggunaan sensor lidar dalam bahasa indonesia Light Detection and Ranging (LiDAR) adalah teknologi penginderaan jauh berbasis laser.

Gagasan di balik LiDAR cukup sederhana, arahkan laser kecil ke permukaan dan ukur waktu yang dibutuhkan laser untuk kembali ke sumbernya. 

Teknologi ini digunakan dalam sistem informasi geografis (SIG) untuk menghasilkan model elevasi digital (DEM) atau model terrain digital (DTM) untuk model pemetaan 3D.

Prinsip kerja LiDAR

  • Emisi pulsa laser
  • Rekam dari sinyal hambur balik
  • Pengukuran jarak (Waktu perjalanan x kecepatan cahaya)
  • Mengambil posisi dan ketinggian pesawat
  • Perhitungan posisi gema yang tepat

pemetaan lidar kota

Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang LiDAR tetapi tidak memiliki petunjuk tentang teknologi ini? Anda akan belajar apa yang mengikuti prinsip-prinsip dasar di balik LiDAR. Anda juga akan menemukan beberapa aplikasi untuk pemetaan laser 3D dengan kendaraan udara tak berawak (juga dikenal sebagai UAV, UAS, atau drone).

Memahami cara kerja LiDAR

lidar workflow proses pencitraan

Light Detection and Ranging (LiDAR) adalah teknologi yang mirip dengan Radar, menggunakan laser dan bukan gelombang radio.
Prinsip LiDAR cukup mudah dimengerti:
1. memancarkan pulsa laser pada permukaan
2. menangkap laser yang dipantulkan kembali ke sumber pulsa LiDAR dengan sensor
3. mengukur waktu perjalanan laser
4. menghitung jarak dari sumber dengan rumus “Distance = (Kecepatan cahaya x Waktu berlalu) / 2

Proses ini diulang jutaan kali oleh instrumen LiDAR dan berakhir dengan menghasilkan peta kompleks dari area yang disurvei: awan titik 3D.

Memahami bagaimana sistem LiDAR dibangun

Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur jarak satu juta dari sensor ke titik permukaan adalah sistem LiDAR.

Teknologi canggih ini beroperasi sangat cepat karena mampu menghitung jarak antara sensor LiDAR dan target (sebagai pengingat kecepatan cahaya adalah 300.000 kilometer per detik).

Sistem LiDAR mengintegrasikan 3 komponen utama baik yang digunakan pada otomotif, pesawat terbang, atau drone:

1. Pemindai Laser

BACA  Kartografi dan Penginderaan Jauh

Sistem LiDAR mengirim sinar laser dari berbagai sistem seluler (mobil, pesawat terbang, drone melalui udara dan tumbuh-tumbuhan (aerial Laser) dan bahkan air (bathymetric Laser).

Pemindai menerima lampu belakang (gema), mengukur jarak dan sudut. Kecepatan pemindaian memengaruhi jumlah titik dan gema yang diukur oleh sistem LiDAR.

Pilihan optik dan pemindai sangat memengaruhi resolusi dan kisaran di mana Anda dapat mengoperasikan sistem LiDAR.

2. Sistem navigasi dan penentuan posisi

Apakah sensor LiDAR dipasang di pesawat, mobil atau UAS (sistem udara tak berawak), sangat penting untuk menentukan posisi absolut dan orientasi sensor untuk memastikan data yang ditangkap adalah data yang bisa digunakan.

Sistem Navigasi Satelit Global (GNSS) menyediakan informasi geografis yang akurat mengenai posisi sensor (lintang, bujur, tinggi) dan Inertial Measurement Unit (IMU) mendefinisikan di lokasi ini orientasi yang tepat dari sensor (pitch, roll, yaw).

Data yang direkam oleh 2 perangkat ini kemudian digunakan untuk menghasilkan data menjadi titik statis: dasar awan titik pemetaan 3D.

3. Teknologi komputer

Untuk memaksimalkan data: perhitungan diperlukan untuk membuat sistem LiDAR bekerja dengan mendefinisikan posisi gema yang tepat.

Diperlukan untuk visualisasi data dalam penerbangan atau pasca-pemrosesan data juga untuk meningkatkan presisi dan akurasi yang disampaikan dalam cloud point mapping 3D

gambar fotogrametri

Perbedaan lidar dan fotogrametri

LiDAR berbeda dari fotogrametri, penggunaan fotografi dalam survei dan pemetaan untuk mengukur jarak antara objek.

Dengan LiDAR, hasil Anda lebih tepat (ini setara dengan setengah kaki menggunakan LiDAR versus empat kaki dengan fotogrametri) dan juga dapat secara akurat mengukur di mana vegetasi terjadi, seberapa padat vegetasi itu, dan topografi tanah di bawahnya.

Dibandingkan dengan metode survei udara lainnya, pengumpulan LiDAR berbasis drone menghasilkan data kesetiaan tertinggi.

Titik awan yang dihasilkan dari LiDAR berbasis drone dapat menghasilkan 100–500 poin per meter persegi dengan akurasi ketinggian vertikal 2-3 sentimeter.

“Dengan kepadatan yang lebih tinggi, atau resolusi yang lebih tinggi, detail informasi yang Anda terima dari sensor LiDAR berbasis drone lebih kuat.

BACA  Mengetahui apa fungsi GCP (Ground Controll Point) dalam aplikasi pemetaan drone

Cloud point yang lebih padat memberi tim peneliti lebih banyak fleksibilitas untuk menjalankan data melalui berbagai algoritma dan analisis, ”kata Direktur Layanan Data & LiDAR, Jamie Young, CP, CMS-L, GISP.

Author

FDS

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

× How can I help you?