
Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia ( Manfaat, Luasan perkebunan dan Kondisi Harga )
Manfaat perkebunan kelapa sawit
Ada berbagai manfaat positif kelapa sawit, terutama minyak kelapa sawit, namun sebagian masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Berikut adalah sebagian dari manfaat kelapa sawit untuk kesehatan:
- Mengatasi kekurangan vitamin A
Menurut beberapa penelitian, menambahkan minyak kelapa sawit ke dalam makanan anak-anak dan ibu hamil dapat mengurangi risiko kekurangan vitamin A. - Perlindungan otak
Dalam sebuah studi, peneliti menemukan bahwa minyak kelapa sawit mengandung tocotrienol, yaitu jenis vitamin E dengan antioksidan yang kuat sebagai pendukung kesehatan otak. - Sebagai penyerap carbon dioxide(co2)
Menurut sebuah penelitian Henson (1999), tanaman kelapa sawit merupakan penyerap CO2 sama dengan tumbuhan lain seperti tanaman kayu.
Luasan perkebunan kelapa sawit di indonesia
Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) menargetkan lahan perkebunan kelapa sawit yang telah bersertifikasi ISPO akan mencapai 5,5 juta hektare (Ha).
Kepala Sekretariat ISPO, Aziz Hidayat mengatakan, dengan penambahan sertifikasi ISPO, produksi tandan buah segar (TBS) yang bersertifikasi akan bertambah.
Tanaman yang telah berproduksi mencapai 2,96 juta Ha dengan total produksi TBS 56,6 juta ton per tahun dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 12,26 juta ton per tahun.
Produktivitas mencapai 19,07 ton per Ha dan rendemen rata-rata 21,70%.
Penyebab Fluktuasi Harga Minyak Kelapa Sawit
Dikutip dari sahamok.com grafik diatas merupakan fluktuasi harga minyak kelapa sawit selama 5 tahun terakhir yang menglami pasang surut harga.
Menurut Tim Riset CNBC Indonesia merangkum setidaknya ada 4 faktor utama yang membuat harga CPO terus berada dalam tekanan.
1 Produksi Sawit Indonesia dan Malaysia Terus Meningkat
Produksi minyak hasil olahan kelapa sawit yang terus meningkat di Indonesia dan Malaysia tentu saja akan membuat pasokan global terus meluap.
Pada tahun 2017, total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 41,98 juta ton atau naik 10% year on year (YoY), berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Di Malaysia juga sama. Tahun 2017, produksi minyak sawit Malaysia naik hingga 15% YoY menjadi sebesar 19,91 juta ton, berdasarkan data dari Malaysia Palm Oil Board (MPOB).
2 Peningkatan Pajak Impor Sawit India
Pada tahun 2018 India menaikkan pajak impor CPO menjadi 44% dari yang semula 30%. Sedangkan untuk produk olahan sawit juga naik menjadi 54% dari 40%.
Baru pada Desember 2018 India menurunkan bea impor CPO menjadi 40%, tapi itu juga khusus Malaysia, sementara Indonesia tetap.
Langkah tersebut diambil oleh pemerintah India untuk mendukung industri minyak nabati domestik yang banyak disumbang dari rapeseed.
Dampaknya produksi minyak nabati India terus mengalami peningkatan hingga hari ini.
3 Perang dagang Amerika Serikat (AS)-China
Perang dagang dua raksasa ekonomi dunia juga memiliki dampak yang besar pada pergerakan harga minyak sawit.
Pasalnya China yang merupakan importir kedelai utama AS mulai memberlakukan tarif impor sebesar 10% tahun 2018 silam.
Alhasil pembelian kedelai dari China menurun di tahun 2018.
Sebagai informasi, Negeri Paman Sam merupakan negara asal kedelai impor nomor 2 di China.
Dampaknya, tentu saja stok kedelai di AS menjadi melimpah dan membuat harga berjatuhan.
4 Ancaman Pelarangan Sawit di Uni Eropa
Awal tahun 2019, Uni Eropa mengeluarkan rancangan peraturan yang mengkategorikan minyak sawit sebagai produk yang ‘tidak berkelanjutan’.
Alasannya adalah, ekspansi perkebunan sawit yang terjadi sepanjang tahun 2018 dinilai memberi dampak yang besar terhadap deforestasi di dunia yang berpotensi mempercepat pemanasan global.
Akibatnya, penggunaan minyak sawit untuk biosolar akan dihapus secara bertahap hingga dilarang sama sekali pada tahun 2030.
Artikel Perkebunan Bermanfaat Lainya :